Selasa, 14 Maret 2017

MITOS, PENALARAN, CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN DAN SYARAT PENGETAHUAN


Pada awal prasejarah kemampuan manusia masih terbatas, baik keterbatasan pada peralatan maupun keterbatasan pemikiran. Keterbatasan peralatan menyebabkan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara berpikir yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah menghasilkan kesimpulan yang kurang tepat.
Untuk menjawab keingintahuan tentang alam, manusia menciptakan mitos. Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada kaitannya dengan apa yang terdpat di alam.
Secara garis besar dapat dibedakan menjadi 3 macam mitos, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat, da legenda. Dalam mitos manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.
Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya juga disampaikan melalui mulut ke mulut sehingga sulit di periksa.
Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.
Pada masa prasejarah tersebut, mitos dapat diterima dan dipercaya kebenarannya karena:
1.      Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan pengindraan, baik langsung maupun dengan alat.
2.      Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu
3.      Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Karena kemampuan berfikir manusia semakin maju dan disertai pula dengan perlengkapan pengamatan yang makin membaik, mitos dengan berbagai legendanya mulai ditinggalkan. Orang mulai menggunakan akal sehat serta rasionya untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang alam.
Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan, atau proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

Ada dua macam penalaran, yaitu:
1.      Penalaran Deduktif (Rasionalisme)
·         Cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
·         Menggunakan pola berpikir silogisme/silogismus, yang terdiri dari 2 buah pernyataan/premis (mayor dan minor) dan sebuah kesimpulan/ konklusi.
·         Semua makhluk hidup bernafas (premis mayor)
Endang adalah makhluk hidup (premis minor)
Jadi, Endang bernafas (kesimpulan)

Masalah : kesulitan menilai kebenaran premis – premis yang digunakan.
Kelemahan : penalaran yang digunakan bersifat abstrak, lepas dari pengalaman, tanpa ada kesepakatan yang dapat diterima semua pihak, dan kesulitan merupakan konsep rasional pada kehidupan praktis.

Contoh penalaran deduktif yang salah:
-          Semua orang yang tertawa pasti gembira (premis mayor)
-          Orang gila itu tertawa (premis minor)
-          Jadi, orang gila itu gembira (kesimpulan)
2.      Penalaran Induktif
o   Cara berpikir dimana suatu kesimpulan yang bersifat umum diperoleh dari pengalaman berbagai kasus/ gejala yang bersifat khusu/individual.
o   Paham ini menganggap pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkrit.
o   Gejala alam bersifat konkrit dan dapat ditangkap panca indera manusia.

Contoh : besi bila dipanasi bertambah panjang, tembaga bila dipanasi bertambah panjang, alumunium bila dipanasi bertambah panjang, maka kesimpulannya semua logam bila dipanasi bertambah panjang.

Masalah : sekumpulan fakta/gejala/kasus belum tentu bersifat konsisten, bahkan mungkin kontradiktif.

Kelemahan : fakta yang nampaknya berkaitan belum dapat menjamin tersusunnya pengetahuan yang sistematis, batasan yang dimaksud pengalaman (stimulus pengalamana atau persepsi), kemampuan panca indera manusia terbatas dan tidak dapat diandalkan.

Contoh penalaran induktif yang salah : Ani telinganya lebar, ia pintar. Agung telinganya lebar, ia pintar. Jadi, semua yang memiliki telinga lebar pasti pintar.

Munculnya Ilmu Pengetahuan

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling sempurna dari ciptaan-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal, nafsu, dan emosi serta panca indra yang dapat memberikan terhadap semua rangsangan, termasuk gejala alam semesta ini. Tanggapan terhadap peristiwa alam tersebut merupakan suatu pengalaman.
Akal dan emosi menanggapi pengalaman tersebut dari zaman-kezaman yang akhirnya menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang ada di dunia ini. Pengalaman tersebut merupakan salah satu sebab terjadinya pengetahuan, dan pengetahuan tersebut mengumpulkan fakta-fakta. Pengalaman itu akan bertambah terus mengikuti pola pikir manusia yang memiliki rasa ingin tahu dan mewariskan pada generasi penerusnya.
Faktor yang mendorong pertambahan pengetahuan pertama. Didorong rasa ingin tahu. Kedua,dorongan untuk memuaskan diri untuk memahami hakikat alam semesta. Ketiaga, dorongan praktis, yang memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Ketiga dorongan itu menuju ilmu pengetahuan.

Suatu pola pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam semesta yang belum terungkap


SYARAT ILMU PENGETAHUAN
Tidak semua pengetahuan disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-sarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau ilmiah, adalah:
a.       Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya, atau didukung metodik fakta empiris.
b.      Metodik, artinya pengetahuan ilmiah itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
c.       Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
d.      Berlaku umum/ universal, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.


PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PROSESNYA

Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau kenapa gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi.
Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah. Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yati kira-kira 700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruangan setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar ketempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang
orang Babilonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos pengetahuan semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu).


Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah :
a.    Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
b.   Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
c.   Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
d.   Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
e.   Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
f.   Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
g.   Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
h.   Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
i.   Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.

j.   Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer. Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan Internasional.

PENGERTIAN ILMU ALAMIAH DASAR MENURUT PARA AHLI

Ilmu alamiah dasar (IAD) saat ini mungkin sudah menjadi salah satu matakuliah di berbagai jurusan di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Sebelum lebih jauh, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu Ilmu Alamiah Dasar. Selanjutkan akan dijelaskan pengertian Ilmu Alamiah Dasar berdasarkan menurut para ahli.

·         Menurut H. W. Fowler dalam bukunya “Sience” In Education, Ilmu Alamiah atau biasa disebut IPA yaitu ilmu yang sistimatis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan  gejala-gejala kebendaan dan  didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.

·         Selanjutnya H. ABAU AHMADI dan  A. SUPATMO dalam buku SAP Ilmu Alamiah Dasar, menyatakan Ilmu Alamiah atau sering disebut IPA yaitu suatu  pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas- khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan,  penyusunan teori, eksperimentasi,  observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.


·         Menurut Maskoeri Jasin dalam bukunya yang berjudul Ilmu Alamiah Dasar yang diterbitkan PT Raja Grafindo Persada, beliau menyatakan bahwa “Ilmu Alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis artinya kegiatan manusia yang tiada hentinya dari hasil percobaan akan menghasilkan konsep, selanjutnya dari konsep itu mendorong melakukan percobaan berikutnya dan seterusnya”.


Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) tidak hanya mengkaji gejala – gejala alam yang terjadi namun ia juga mengkaji proses – proses alami yang ada di alam termasuk dalam diri manusia sebagai bagian dari alam semesta. Jadi Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial terhadap gejala – gejala alam termasuk manusia itu sendiri sebagai bagian dari alam dan segala yang ada di bumi ini.


H. W. Fowler dalam bukunya “Sience” In Education

H. ABAU AHMADI dan  A. SUPATMO dalam buku SAP Ilmu Alamiah Dasar

MANUSIA DAN SIFAT UNIKNYA

Hakekat Manusia

Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia.
Manusia dilahirkan dengan berbagai sifat unik yang telah dikaruniai oleh Tuhan YME. Sifat yang berbeda-beda menjadi variasi dalam kehidupan kita. Berikut adalah sifat-sifat unik yang dimiliki manusia:
Manusia dapat berpikir,sehingga merupakan makhluk yang cerdas dan bijaksana (Homo sapiens)
• Manusia dapat membuat alat-alat & mempergunakannya, sehingga disebut  manusia kerja (Homo faber)
Manusia dapat berbicara (Homo languens), pemikiran dalam otak dapat disampaikan lewat bahasa
Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo socius), bukan hanya bergerombol  seperti binatang yang hanya kenal hukum rimba,bahwa yang kuat  itulah yang berkuasa
Manusia dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (Homo aeconomicus)
• Manusia menyadari adanya kekuatan gaib yang lebih hebat dari pada  manusia, sehingga menjadi manusia berkepercayaan (Homo religius)
• Disamping itu, ada juga hal lain seperti manusia berbudaya (Homo humanis)
Manusia yang tahu akan keindahan (Homo aestheticus)

Dan  sifat unik lainnya, antara lain:           

 Sifat-sifat unik manusia, seperti pada sifat binatang, syetan, dan malaikat
 Sifat binatang : suka membunuh, mencuri, serakah, berseteru, bahkan free sex (seks bebas)

 Sifat syetan : sombong, ingkar, tidak patuh terhadap perintah Allah, dan suka menghasut


 Sifat malaikat : luhur budi pekerti, baik, tunduk dan patuhkepada Allah, mulia hati dan perilakunya,


E-book Universitas Gunadarma

MITOS


Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe)  ialah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah yang berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi.

Dalam artian luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya.
 Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mitos biasanya disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu.

Pelaku utama yang diceritakan dalam mitos biasanya adalah para dewa, manusia, dan pahlawan supranatural. Sebagai kisah suci, umumnya mitos didukung oleh penguasa atau imam/pendeta yang sangat erat dengan suatu agama atau ajaran kerohanian.] Dalam suatu masyarakat dimana mitos itu disebarkan, biasanya suatu mitos dianggap sebagai kisah yang benar-benar terjadi pada zaman purba. Pada kenyataannya, banyak masyarakat yang memiliki dua kategori kisah tradisional: "kisah nyata" atau mitos, dan "kisah dongeng" atau fabel.

Mitos erat kaitannya dengan legenda dan cerita rakyat. Mitos, legenda, dan cerita rakyat sama-sama cerita tradisional dalam jenis yang berbeda. Tidak seperti mitos, cerita rakyat dapat berlatar kapan pun dan dimana pun, dan tidak harus dianggap nyata atau suci oleh masyarakat yang melestarikannya.

Sama halnya seperti mitos, legenda adalah kisah yang secara tradisional dianggap benar-benar terjadi, namun berlatar pada masa-masa yang lebih terkini, saat dunia sudah terbentuk seperti sekarang ini.
            Legenda biasanya menceritakan manusia biasa sebagai pelaku utamanya, sementara mitos biasanya fokus kepada tokoh manusia super.
Mitos dan cerita rakyat tidak sepenuhnya berbeda. Suatu kisah dapat dianggap nyata (dan menjadi mitos) dalam suatu masyarakat, namun dianggap tak nyata (dan menjadi cerita rakyat) dalam masyarakat lainnya. Pada kenyataannya, saat suatu mitos kehilangan statusnya sebagai bagian dari suatu sistem religius, mitos seringkali memiliki sifat cerita rakyat yang lebih khas, dengan karakter dewa-dewi terdahulu yang diceritakan kembali sebagai manusia pahlawan, raksasa, dan peri.
Mitos, legenda, dan cerita rakyat hanyalah sebagian kategori dari cerita tradisional. Kategori lainnya meliputi anekdot dan semacam kisah jenaka. Sebaliknya, cerita tradisional adalah suatu kategori dari folklor, meliputi beberapa hal seperti sikap tubuh, busana adat, dan musik.

Suatu teori menyatakan bahwa mitos adalah catatan peristiwwa bersejarah yang dilebih-lebihkan. Menurut teori ini, penutur cerita melebih-lebihkan peristiwa sejarah secara terus-menerus sampai akhirnya figur dalam sejarah tersebut memperoleh status setara dewa. Misalnya, mungkin seseorang boleh berpendapat bahwa mitos dewa angin Aeolos berasal dari sejarah mengenai raja yang mengajarkan cara menggunakan layar dan menafsirkan arah angin kepada rakyatnya  Herodotos (abad ke-5 SM) dan Prodikos mengklaim hal semacam ini. Teori ini disebut "euhemerisme" menurut nama ahli mitologi terkenal, Euhemeros (sekitar 320 SM), yang berpendapat bahwa dewa-dewi Yunani berkembang dari legenda tentang manusia.


E-BOOK ILMU ALAMIAH DASAR, UNIVERSITAS GUNADARMA